GELORA.CO -Berlabuhnya mantan narapidana kasus korupsi, M. Romahurmuziy Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan mengemban jabatan Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PPP periode 2020-2025, menjadi kejutan di awal tahun.
Tidak hanya publik yang bertanya-tanya mengapa PPP bisa kembali menerima Romahurmuziy. Pro dan kontra atas keputusan itu, nyatanya juga terjadi di internal partai berlambang kabah itu.
Hal tersebut diakui Wakil Majelis Pakar PPP Anwar Sanusi, yang khawatir masuknya Romahurmuziy akan menjadi alat lawan politik untuk menjatuhkan citra PPP.
"Saya khawatir, ini akan dalam politik itu ada istilah digoreng, oleh partai -partai lain, urusan juga wilayah-wilayah dan cabang. Itu juga mungkin ada pro dan kontra,” kata Anwar Sanusi ketika berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (2/1).
Secara pribadi, Anwar mengaku menyayangkan Romahurmuziy masuk di tengah-tengah hiruk pikuk tahun politik. Pasalnya, dia masuk PPP tanpa adanya muktamar luar biasa.
"Mestinya jelang pemilu, jangan masuk dulu lah ke ranah itu. Apalagi ini kan tidak melalui muktamar luar biasa, hanya pergantian saja. Ada istilahnya DPP itu revitalisasi,” pungkasnya.
Sumber: RMOL